http://www.isw.co.id/

Gimana sih cara merawat udang windu yang baik dan benar? pertanyaan ini sering sekali muncul di kepala para peternak-peternak pemula. Bagaimana tidak, udang windu memanglah salah satu biota air yang cukup sulit untuk mengembang biakkannya. Namun, jika berhasil merupakan suatu kebanggaaan besar bagi para peternak dan udang windu merupakan salah satu hewan ternak yang bisa di bilang mengalirkan banyak Rupiah jika berhasil hingga masa panen.

Nah disini saya mau berbagi tips tentang cara merawat udang windu yang baik dan benar. berikut tips-tipsnya :


Lokasi
  • Lokasi yang cocok untuk tambak udang adalah pada daerah sepanjang pantai (beberapa meter dari permukaan air laut) dengan suhu rata-rata 26-28 derajat C.
  • Tanah yang ideal untuk tambak udang adalah yang bertekstur liat atau liat berpasir, karena dapat menahan air. Tanah dengan tekstur ini mudah dipadatkan dan tidak pecah-pecah.
  • Tekstur tanah dasar terdiri dari lumpur liat berdebu atau lumpur berpasir, dengan kandungan pasir tidak lebih dari 20%. Tanah tidak boleh porous (ngrokos).
  • Lingkungan tambak beserta airnya harus cukup baik untuk kehidupan udang sehingga dapat tumbuh normal sejak ditebarkan sampai dipanen.
  • Desain tambak harus sesuai dan mudah untuk operasi sehari-hari, sehingga menghemat tenaga.
  • Menjaga kebersihan dan kesehatan hasil produksinya.
  • Saluran pemasuk air terpisah dengan pembuangan air.
Nah untuk lokasi lebih kurang seperti itu gambarannya, sekarang kita harus menyiapkan benih udang, gimana mau budidaya kalau benihnya gak ada? hehe.

Benih (Benur)

Benur/benih udang bisa didapat dari beli di tempat pembenihan (Hatchery) atau dari alam.
Di alam terdapat dua macam golongan benih udang windu (benur) menurut ukurannya, yaitu, Benih yang masih halus atau sering disebut post larva dan benih yang sudah besar atau juga disebut dengan juvenil.

Cara Merawat Benur

Pakan yang diberikan berupa campuran telur ayam rebus dan daging udang atau ikan dan juga Artemia yang dihaluskan.
Pakan tambahan berupa pellet udang yang dihaluskan. Pemberian pelet dilakukan sebanyak 10-20 % kali jumlah berat benih udang per hari dan diberikan pada sore hari.


Pemeliharaan dan pembesaran benih udang windu (Pemupukan)
Pemupukan bertujuan pertumbuhan makanan alami, yaitu: kelekap, lumut, plankton, dan bento.
Sekedar info dan harus anda ketahui bahwasannya makanan untuk tiap periode kehidupan/pertumbuhan udang itu berbeda-beda loh. 

 1. Makanan Alami
  • Burayak tingkat nauplius, yaitu makanan dari cadangan isi kantong telurnya.
  • Burayak tingkat zoea, makanannya plankton nabati, yaitu Diatomaeae (Skeletonema, Navicula, Amphora, dll) dan Dinoflagellata (Tetraselmis, dll).
  • Burayak tingkat mysis, makanannya plankton hewani, Protozoa, Rotifera, (Branchionus), anak tritip (Balanus), anak kutu air (Copepoda), dll.
  • Udang dewasa, makanannya daging binatang lunak atau Mollusca (kerang, tiram, siput), cacing Annelida, yaitut cacing Pollychaeta, udang-udangan, anak serangga (Chironomus), dll.
  • Dalam usaha budidaya, udang dapat makan makanan alami yang tumbuh di tambak, yaitu kelekap, lumut, plankton, dan bentos.
2. Makanan Tambahan

Perlu di ketahui makanan tambahan biasanya dibutuhkan setelah masa pemeliharaan udang sudah 3 bulan. Makanan tambahan tersebut dapat berupa :
  • Dedak halus dicampur cincangan ikan rucah.
  • Dedak halus dicampur cincangan ikan rucah, ketam, siput, dan udang-udangan.
  • Sisa-sisa pemotongan katak
  • Bekicot yang telah dipecahkan kulitnya
  • Makanan anak ayam (dedak ayam)
  • Daging Kerang dan remis
3. Makanan Buatan (Pelet)

Selain makan alami dan makanan tambahan, makanan yang cukup baik untuk udang adalah pelet (ransum). berikut sedikit gambaran takaran pemberian pakan pelet udang yang baik :
  • Udang diberi pakan 4-6 x sehari sedikit demi sedikit.
  • Jumlah pakan udang dewasa sekitar 5-10% berat tubuhnya/ hari.
  • Pemberian pakan dilakukan pada sore hari lebih baik.
Setelah semua hal yang di jelaskan di atas kita lakukan semua, saatnya masa panen. ada uda peenyeebab udang siap panen, yaitu karena tercapainya bobot panen (panen normal) dan ada juga panen yang disebut panen emergency (udang yang terserang penyakit).
  • Panen normal biasanya dilakukan pada umur kurang lebih 120 hari, dengan size/ukuran normal rata-rata 40 – 50. Sedang panen emergency dilakukan jika udang terserang penyakit yang ganas dalam skala luas (misalnya SEMBV/bintik putih). Karena jika tidak segera dipanen, udang akan habis/mati. 
  • Udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baik adalah yang berukuran besar, kulit keras, bersih, licin, bersinar, alat tubuh lengkap, masih hidup dan segar. Penangkapan udang pada saat panen dapat dilakukan dengan jala tebar atau jala tarik dan diambil dengan tangan.
  • Saat panen yang baik yaitu malam atau dini hari, agar udang tidak terkena panas sinar matahari sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah/rusak.
Oke, mungkin itu saja sedikit tips yang bisa saya berikan di kesempatan kali ini, semoga bisa beermanfaat bagi anda-anda semua.

sumber: google.com wikipedia.com